Lembah Gerimis tak Meyuburkkan Tanaman

Dalam dunia kuliah atau apapun deh nggk hanya kuliah saja, berhubung gue nulisnya saat masa aktif kuliah. Jadi gini aja, di ranah pergaulan pasti nggk heran lagi kalo kalian tidak punya temen segokil, tapi kalo beneran nggak punya temen temen yang konyolnya udah nggk karuan, jelas,  berarti  kamu introvert, nggak suka rame rame. Nah, kali ini gue mau menggambarkan jenis spisies temen temen yang biasanya sama gue disaat berada dikampus. Yang mana tingkah dan sifatnya membuat mata terpana dengan mulut yang menganga. Bisa dibayangin kan kayak apa bentuk wajah kalo udah kayak gitu.

Namun kesempatan ini gue bukan untuk menilai sifat temen temen gue, bahkan sampai mengkritik, itu nggk ada di tulisan gue kali ini. Hanya saja gue mau nostalgia sedikit tentang jalan pikiran gue yang dulunya ribet tapi nggk membuahkan hasil.

Pandangan gue yang dulu jadi orang yang terkenal bahkan dikagumi banyak orang, itu hal yang sangat gue inginkan. Yah, meski gue nyadar kalo hal itu jauh banget ada didiri gue. Sebelum gue beranjak yang lebih jauh akan hal tersebut, tiba tiba hati gue serasa ada yang ngetuk, bahwasaanya gue itu ngapain sih, pengen ketenaran seperti orang lain ?. toh bisa dibayangkan sendiri semisal gue itu mengharapkan seperti orang lain. Atau gue sampe punya pandangan, gue harus bisa kayak orang tersebut, harus bisa. Itu rasanya capek banget. Hidup jadi nggk tenang. Ya gitu deh, pokok pikiran dikuasai dengan ambisius tingkat kebangetan. ibarat nikmat gerimis sama sekali tak menyuburkan tanaman, yang ada hanya menyebabkan banjir

Padahal Tuhan menciptakan hujan untuk kemaslahatan. Tumbuhan berdoa melalui tangisan hujan, hingga tumbuhan bisa tumbuh subur, sama halnya manusia dituntun memohon kepada Allah, mewadah tangisan air mata supaya kelak kenikmtan dikabulkan olehNya. 

Setelah itu gua mikir nih,” kenapa gue nggk  punya keinginan untuk menjadi pribadi yang  lebih baik aja?” , karena jika di masak matang matang, hal tersebut  tidak berdampak stagnantifitas pada diri sendiri. Bayangin kalo gue punya keinginan jadi orang yang terkenal yang mana menjadi pusat perhatian orang banyak. Bener banget itu ada kebanggaan pada diri sendiri, tapi itu bakalan stagnan bro. Kalo kita sudah memperoleh hal tersebut, trus setelah itu mau ngapain???, udah kan itu doang? Nggk ada pengembangan lagi?, karena gue bakal mikir, "wow gue udah bisa jadi orang kayak itu”

Beda lagi jika gue punya keinginan untuk menjadi pribadi yang baik, semisal nih, ketika gue mempunyai acuan pribadi yang baik itu kayak gini. Jadi gue harus bisa kayak gitu. dan setelah gue sudah mendapat pribadi yang baik sesuai yang gue inginkan, pasti disitu bakal terngiang, ternyata pribadi baik yang gue jalani itu, masih ada pribadi yang jauh lebih baik lagi. Maka udah pasti dong gue bakal meraihnya lagi. Begitu berulang ulang, yang pada intinya gue bakal belajar yang lebih baik lagi dan lagi. Karena menjadi pribadi yang lebih baik itu tidak memiliki acuan bro. Dan udah pasti gue nggk berada di zona stagnatifitas.

Sekarang kembali lagi dengan temen temen gue. Gue juga banyak belajar dari temen temen gue yang mana bermacam macam karakter dan sifat. Tapi gue nggk mau nyebutin semua temen temen gue bro, temen gue banyak kalo gue tulis bisa kriting ini tangan, hahaha. Okay,abaikan. Ada pepatah mengatakan, psikis anak itu terbentuk atas pengaruh lingkungannya. Nah itu bener banget gays, bisa di buktikan sendiri nih dari kehidupan sehari hari hari gue bersama temen main gue biasanya. Yang mana temen temen lingkungan gue dapat meracuni pikiran gue.

Kali ini gue mau menceritakan lima temen gue yang menurut gue keanehannya membuahkan kenyamanan disetiap mereka lakukan. Bahkan slalu ada canda setiap apapun yang kita lakukan. Yah,, itung itung hibur diri lah. Selama gue mulai berteman dengan mereka, nggk pernah gue mendengar luapan mereka tentang keinginan mereka pengen jadi orang kayak ini atau itu. ketika mereka ketemu orang hebat, mereka cukup bilang “wow keren yo rek”. Mereka itu selalu mejalani apapun dengan versi mereka masing masing. Nggk peduli apa kata orang lain, yang penting bodo amat ini gue. Tapi bukan maksud mereka itu egois atau apalah. Tapi lebih bener dikatakan kesederhanaan mereka proses menuju kualitas mereka. Nggk ada patokan lain selain menjadi pribadi yang baik serta tidak lengah mencari keberkahan Allah. Itu kata mereka, bukan kata gue. :D. Disini gue nggk bermaksud melebih lebihkan mereka karena mereka temen gue. Itu ashli pake ص dari bentuk karakter mereka sendiri.

Karena orang lain itu bakal menilai kita sesuai dengan perbuatan yang kita lakukan. Bukan karena kelebihan seseorang. Dan kenikmatan yang sejati itu bukan di ukur dari seberapa besar kita memperoleh aset mutiara didunia, tapi seberapa besar kita memperoleh aset besar untuk memperoleh akhirat. 
Nah gitu gays, tulisan ini nggk bermaksud untuk menggurui, karena yang menulis masih patut di gurui. Yang terpenting gays kita hidup itu bukan untuk melampaui orang lain, tetapi malampaui ego kita masing masing. Karena keberhasilan yang hakiki tertelak pada ikhtiar jati diri kita sendiri .


Komentar