3 Aktivitas Resolusi 2019 Terasyik
untuk Mengenang
Masa Depan
Tulisan terakhir ditahun 2018 ini saya
dedikasikan untukmu, azmi. Karena sudah menjadi pribadi yang menginspirasi
untuk masyarakat. Terus bersemangat dan berkarya. Itulah
resolusi penulis, bukan menginginkan pujian semacam itu, tapi mewujudkan makna pujian
itu. eaak heuheu
Tapi, gara
gara masih mimpi berharap kalimat itu pantas untuk diri penulis, maka penulis
tulis sendiri. Kalimat diatas bukan berarti penulis ambisi pengen dibilang
kayak gitu, kagak!. Cuma, kalimat diatas untuk memberi semangat pada diri
penulis sendiri dalam menjalani proses. Fighting!!
Ditahun 2019
penulis mempunyai resolusi, dan resolusi ini sebenarnya realistis. Yaitu review
buku setiap buku yang habis penulis baca. yah,, memang terdengar
resolusi yang ringan sih, karena dikala usia penulis yang ke-20 tahun ini, atau
lebih tepatnya dibilang masyarakat usia produktif, tapi mimpinya masih gitu
gitu aja. Eitss tapi jangan dikira yah, itu resolusi sepele banget.
Sebelum penulis
memutuskan untuk istiqomah pada resolusi ini, penulis punya cerita yang
membuahkan kalimat bahwa “Buah dari kesabaran adalah terperihalah
kenikmatan hidup tanpa terasa beban”.
Awal mula
prinsip itu ada dalam diri penulis, ialah pada awal tahun 2019 penulis
mengalami goncangan batin keirian yang sangat mendalam, ketika melihat teman
teman sebaya penulis, sedikit demi sedikit mereka telah terpenuhi impiannya.
Salah satunya bisa keluar negeri dengan membawa nama baik bangsa, bisa
beprestasi dikancah nasional maupun internasional. Ketika penulis tau hal itu
semua, sumpah batinku teriris, bukan maksud penulis nggk iklas dengan prestasi
mereka, tapi saat itu penulis punya pikiran yang dangkal banget, penulis merasa
paling rendah, karena sama sama kuliah, sama sama belajar, sama sama berusaha kenapa
penulis nggk bisa seperti itu juga. Penulis merasa diri ini tidak ada
manfaatnya buat orang lain, apalagi manfaat untuk diri sendiri.
Tapi
eittss,, penulis bukanlah tipe orang yang berlalut lalut pada keteririsan
batin,, maap maap bangetlah ya. Semua orang ntuh punya nasib dan jalan yang
berbeda, bukankah begitu bung?, wahahaha... mungkin saja belum waktunya untuk
penulis.
Penulis
pengen tulisan ini menjadi saksi disaat penulis juga pemuda yang pernah
mengalami kegoncangan iri pada prestasi orang, eaak...
Tapi alhamdulilah
ayah penulis selalu memberi motivasi, untuk selalu bergerak menjadi pribadi
yang mampu memberi manfaat positif pada orang lain, dan sempet penulis membuat
story Whatsapp tentang percakapan penulis ketika bersama sang ayah,
singkat, tapi bikin penulis baper. heuheueheu
dalam
percakapan yang udah penulis capture artinya gini:
bapak: orang
baik itu dapat dinilai melaui pengikutnya.
Penulis:
maksudnya gimana pak?
Bapak: setiap
pengikutnya baik, artinya orang itu juga baik, karena berhasil memberi manfaat
yang baik pada orang lain
Penulis:
iya pak (sambil meratapi kalimat bapak)
Sejak
saat itu penulis berfikir untuk memutuskan lakukan apa saja semaksimal mungkin,
selagi penulis bisa memberi manfaat yang baik untuk orang lain. Penulis yakin
yang penting jalani secara totalitas dengan semua yang ada dihadapan kita,
karena untuk urusan hasil kita serahkan pada Tuhan yang maha esa. Dan jangan
lupa bersabar karena “Buah dari kesabaran adalah terperihalah kenikmatan hidup
tanpa terasa beban”.
Sebab
itu penulis memutuskan, resolusi 2019 yang ingin penulis istiqomahkan:
1. Membaca Buku
Dan penulis
juga tidak mau tinggal diam, meski penulis masih asyik di kota yang sama, tapi penulis
punya standar dalam hidupnya, penulis harus rajin baca, entah itu buku apapun. Penulis mempunyai cita cita menerapkan dunia literasi
dalam kehidupan sehari hari, tapi membaca merupakan pasangan literasi yang
tidak bisa dipisahkan. Ibarat nasi tanpa lauk. Yah silahkan berbicara literasi,
tapi jangan lepaskan aktivitas yang satu ini, yaitu membaca.
2. Review Buku
Setelah membaca, penulis ingin berusaha me-reviewnya, dengan
catatan di buku kecil atau menulisnya di blog, agar apa yang penulis baca, tidak
hilang dan sia sia, serta ada sepercik pengetahuan yang diingat. Dan itu perlu
banget temen temen. Dengan kita me-review buku menggunakan bahasa kita
sendiri dengan logat yang lugas dan singkat, maka orang lain dapat tertarik
pada buku yang kita baca. Pada intinya kembali pada poin pertama jika kita mau
menerapkan dunia literasi pada kehidupan kita, maka jangan tinggalkan dua
aktivitas ini, yaitu, membaca dan menulis.
Terkadang
dengan membaca dan menulis, akan memberikan pencerahan/solusi atas kasus
disekitar kita. Bagaimana kita menerapkan adil dalam pikiran dari setiap kasus
yang kita amati. Seperti yang diterapkan oleh Pramudya Ananta Tour, ADIL SEJAK DALAM
PIKIRAN. Karena sejauh ini banyak orang meluapkan buah pikiranya sesuai
egoisnya masing masing, penulis berusaha belajar dari itu semua dan tidak
menuhankan pemikiranku sendiri. Dan untuk open mind dalam setiap masalah
dibutuhkan budaya membaca dan menulis.
3. Nabung Buat Travelling
Melakukan perjalanan atau pergi berlibur, bukanlah sejenak lari
dari alam kenyataan, tapi berharap alam kenyataan tidak lari dari kita. Nah
alam semesta itu ibarat buku, dan ketika kita
menjelajah dan memahami alam semesta, berarti kita sedang menyelesaikan
satu halaman buku yang kita baca.
Namun semua itu jangan lupa nabung dulu, bagi mahasiwa seperti penulis,
yang uang bulanannya pas pasan, berinisiatiflah nabung buat travelling, biar
kesampaian apa yang sudah direncanakan. wkwkwk
Komentar
Posting Komentar