Perempuan



Perempuan

Setiap hari saya membuka jendela pikiran saya, bahwa banyak perempuan berjuang lebih berat dari pada saya.

Nggak semua perempuan merasakan kesempatan yang ia inginkan dan nggak semua perempuan merakasan kesetaraan dalam hidupnya. Karena nggk semua perempuan  berada pada keluarga yang peduli dan mau memperkenalkan kesetaraan pada perempuan.

Dan nggak selamanya titah perempuan bergerak di rumah saja, dan nggak semua perempuan merasakan kenikmatan layaknya perempuan dengan dandan elok menawan,  mengenakan gaun anggun nan cantik demi seorang suami, memasak masakan enak, merapikan rumah, merawat anak, menyambut suami pulang kerja dengan secangkir kopi dan memeluk dengan kecupan manja untuk suami.

Saya perempuan, saya pernah merasa tidak pantas mendapatkan apa yang didapatkan laki-laki, misalnya saja pendidikan tinggi, menyuarakan buah pikiran dan lain sebagainya. Selain merasa tidak pantas, kebodohan juga menyelimuti pada diri saya.
Kemudian saya merupakan perempuan yang terlahir dari keluarga sederhana, pada saat umur satu tahun saya sudah ditinggal ibu saya untuk bekerja, saya termasuk anak yang tidak mendapatkan asi 2 tahun. Ibu saya rela meninggalkan saya di masa umur saya sangat kecil bahkan masih kategori bayi. Karena keadaan ekonomi yang mendesak. Saya dititipkan pada keluarga dari ibu saya, hingga menjelang saya masuk sekolah, ibu saya pulang. Nyarisnya, saya merasa tidak begitu hangat dengan ibu saya, butuh waktu untuk bisa hangat dengan ibu saya sendiri.

Rasa mandiri dan menahan diri atas segala keinginan sudah terpupuk pada jati diri saya sejak kecil.

Dari kecil saya selalu mengaggap ibu saya adalah perempuan kuat, dan perempuan yang saya kagumi sepanjang masa. Sampai kapanpun saya tidak akan malu mengakui apapun yang saya punya, apapun latar belakang ibu saya. Namun, dari sini saya belajar, bahwa ibuku kuat, tapi bukan berarti saya akan mengikuti jalan yang ditempuh oleh ibu saya.

Saya adalah perempuan yang harus mendapatkan kesempatan pendidikan yang memadai, mengamalkan serta berani menyuarakan besar sedikit ilmu yang kita peroleh. Tidak lengah untuk tetep belajar dan mendapatkan pengalaman baru. Karena, apapun yang mereka bilang, tekadku tak kan hilang, harapanku juga tak akan pudar. eh uda kayak lirik lagunya saikoji aja, wkwkwk,, okayss terima kasih sudah membaca bacotan saya... :)

Komentar