Duduk Sebentar di Kedai Kopi




Aku sedang duduk di kedai kopi tanpa teman, selain laptop. Karena ada temenku bilang, pacarku adalah laptop. Keadaan cukup ramai, meski itu adalah bukan hari libur. Aku nyaman sekali dengan situasi seperti ini, bukan berarti benci keramaian, namun terkadang ingin berada di tempat sepi di tengah keramain. Mungkin benar, beberapa orang akan memperhatikan aku, dengan wajah heran, atau mengira aku sedang menunggu seseorang.  

Namun, dari sini aku bisa melihat banyak aktivitas di hadapanku, ada yang sedang mengobrol dengan pacarnya, ada yang terlihat asik sendiri dengan laptopnya, ada juga yang ramai dengan segerombolan teman-temannya. 

Tapi, terkadang aku sempet berfikir, ketika melihat orang-orang yang asik sendiri mengobrol dengan temannya di hari jam kerja, tanpa ada laptop di depannya. apakah mereka salah satu seperti saya, yang tidak tau mesti ngapain di hari jam kerja ini, atau mereka sama seperti aku yang tidak memiliki jam kerja yang mesti dilakukan di kantor? hehehee... setidaknya jika mereka belum memiliki kesibukan, tidak ngopi sendirian seperti saya. 

Dan meski aku menikmati suasananya, aku tidak seperti orang-orang yang memiliki minuman favorite, pesananku



sangat random, yang penting seger. aku memperhentikan konsumsi kopi, semenjak ada riwayat asam lambung dalam diriku.

Sampai akhirnya, kondisi jenuh itu datang. Bukan karena menunya, akan tetapi dengan pemandangannya. Pemandangan tentang kursi disebelahku yang masih kosong. Sejak itu, aku berfikir, kapan ya, ada temen untuk ku ajak ke kedai, kapanpun aku mau. hehehee 

Lebih tepatnya mungkin ada temen ngopi yang menemaniku ngobrol menghilangkan kejenuhan, dengan selera humor yang sama. Mengerjakan projek yang sama. Sehingga ada alasan untuk berlama-lama di kedai kopi. Tugas selesai, kejenuhan pun selesai. 

Ntah kapan. 


foto: Diana Lilik 

 


Komentar